FIRMAN ALLAH MENGHIDUPKAN Pada waktu itu, sekitar 9 tahun lalu, oma saya, kami memanggilnya oma Sie atau oma Sin, sudah berusia 84 tahun. Oma sakit, dan kami yang tinggal di kota Tondano, dipanggil untuk menjenguk oma. Waktu kami sampai di rumah oma di kampung saya Kapataran, oma terbaring di ranjang, dan ada beberapa anggota keluarga dan rekan-rekan oma yang pada umumnya sudah berusia lanjut berkumpul di rumah. Ada kebiasaan pemahaman di kampung, bahwa bila orang tua sakit dan sudah tidak bisa turun dari tempat tidur, kaki sudah membengkak, dan sudah sering memanggil anak dan cucu untuk berkumpul, itu suatu pertanda bahwa orang yang sakit akan segera meninggal. Itulah keadaan yang terjadi waktu kami sampai di kamar di mana oma terbaring. Waktu itu saya bersama istri langsung memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan Firman Tuhan kepada oma. Sebe...
THREMA: Efektivitas Penatalayanan Pembacaan Allktab: Nehemia 7:61-73 7:61 Inilah orang-orang yang berangkat pulang dari Tel-Melah, Tel-Harsa, Kerub, Adon dan Imer, t etapi mereka tidak dapat menyatakan apakah kaum keluarga dan asal-usul mereka termasuk bangsa Israel : 7:62 bani Delaya, bani Tobia, bani Nekoda: enam ratus empat puluh dua orang; 7:63 dan dari antara para imam: bani Habaya, bani Hakos, bani Barzilai. Barzilai itu memperisteri seorang anak perempuan Barzilai, orang Gilead itu, dan sejak itu ia dinamai menurut nama keluarga itu. 7:64 Mereka itu menyelidiki apakah nama mereka tercatat dalam silsilah, tetapi karena itu tidak didapati, maka mereka dinyatakan tidak tahir untuk jabatan imam. 7:65 Dan tentang mereka diputuskan oleh kepala daerah, bahwa mereka tidak boleh makan dari persembahan maha kudus , sampai ada seorang imam bertindak dengan memegang Urim dan Tumim . 7:66 Seluruh jemaah itu bersama-sama ada...
MENYESUAIKAN PIKIRAN DENGAN FIRMAN ALLAH Sembilan bulan setelah keponakan kami lahir (4 April 1999), namanya Foril Sinaulan, di Manado mengamuk wabah demam berdarah (sekitar bulan Januari dan Februari tahun 2000). Rumah sakit umum Prof. Kandou di Malalayang Manado dipenuhi dengan pasien yang terkena wabah, sampai ke lorong-lorong ruangan di RS. Setiap hari ada saja pasien yang meninggal. Ayah saya memberitahu agar kami menjenguk ke RS. Dari Tondano kami menuju ke RS. Sampai di RS ayah saya sudah berdiri di luar ruangan. Tidak lagi mau masuk ke ruangan. Ayah marah kepada saya dan istri yang baru sampai sementara keponakan sudah di rawat sekitar tiga hari. Sambil terbata-bata karena terharu, ayah berkata "biarjo dia pe papa sampe dulu dari Papua". Artinya, biar saja anak itu kalaupun harus meninggal, yang penting ayahnya, yang bekerja di Free Port Papua...
Comments
Post a Comment